noctea-catatan dari malam yang enggan tidur

Hanya fragmen hati yang tercecer, dibiarkan hidup di ruang yang tak bernama.

Pagi dunia. Masih dengan kondisi yang sama. Masih mengaguminya dalam kesunyian malam, tanpa sengaja menanti kehadiran sang Fajar. Terdengar bagai kalimat lawas tanpa makna, tapi inilah yang sebenarnya.

Di sini, kutetap menunggunya, walau tak tau kapan akan berjumpa. Dan, di sini pun aku mengharapkannya, walau mungkin harap kita tak berada dalam buyung yang sama.

Terdengar memaksa, bukan?. Tidak, aku hanya ingin engkau tau, bahwa itu harapku. Kau boleh saja berbeda, sungguh aku tak memaksa.

Entah sampai kapan harus kurawat rasa ini. Mungkin dalam waktu yang tak dapat kutentukan. Aku hanya ingin merawatnya, tanpa mencampuri urusan Semesta.

#fragmenhati

Fajar yang tak pernah memaksa Pagi

“Fajar yang datang paling sunyi. Ia tidak berteriak, tidak menuntut. Tapi kehadirannya mengubah segalanya. Ia adalah awal dari cahaya, tapi bukan cahaya itu sendiri—cukup menjadi tanda bahwa hari baru akan dimulai”

Begitu makna yang kupahami dari kehadiranmu. Hadir dalam kesunyian tanpa banyak menuntut. Cukup menandakan bahwa dirimu ada saat ini, dan terus begitu. Kau begitu ikhlas hingga tak pernah menuntut apapun.

Kau sebagai tanda awal, kehidupan selanjutnya akan segera dimulai. Kehadiranmu saja cukup untuk mengubah jalan yang akan kutempuh esok hari.

Pun, aku tak memaksamu untuk menetap seperti sedia kala. Kau boleh datang, kau juga boleh pergi. Itu hakmu. Aku hanya ingin menjadi penikmat kesunyian cahayamu.

Untuk dirimu yang kusebut sebagai FAJAR.

#fajar #penikmatfajar #someoneloved